So I decided to start writing letters, to anyone...

Sometimes Susan, Roselin, or Erie writes but most of the time, it's Fida. mail

Thursday 5 July 2012

Surat untuk Tuhan


Tuhan, seharusnya aku tidak menuliskan ini disini karena sebenarnya Kau telah tahu apa yang ingin aku sampaikan. Kau mengetahui hati terdalam dari setiap manusia. Tuhan, terkadang aku bertanya bagaimana cara Kau bekerja, bagaimana Kau bisa mengatur semuanya dengan tepat waktu, tidak satu pun yang luput dari pengawasanMu. Bagaimana matahari dan bulan berbagi waktu menghiasi langitMu, bagaimana planet-planet di tata surya bergerak tanpa harus bertabrakan, bagaimana Kau bisa membuat terang disatu sisi dan gelap disisi lain Bumi pada waktu yang bersamaan, bagaimana Kau bisa membolak-balikkan hati manusia, Kau memang luar biasa.

Tuhan, seorang bijaksana suatu hari pernah berkata bahwa Kau tidak pernah bermain dadu; termasuk dengan siapa kita bertemu. Tidak ada kata kebetulan semuanya telah diatur, apa begitu Tuhan? Jika begitu, apakah pertemuan-pertemuan yang berakhir kesedihan merupakan sebuah skenario yang telah Kau atur? Tidak, aku tidak menyalahkanmu atas semua kejadian akhir-akhir ini, aku hanya ingin bertanya. Tuhan, memang pertemuan-pertemuan yang Kau atur ini adalah sangat indah tapi kenapa berakhir sedih? Apa aku melakukan kesalahan, Tuhan? Aku terima dengan ikhlas semua yang terjadi; aku tidak apa-apa tetapi hati ini terasa tidak berbentuk lagi. Hati ini terasa habis dipukuli, lebam. Luka didalam hati telah sembuh namun, warna biru dan merah lebam dan luka diluar masih membekas, masih perih jika tersentuh.

Tuhan, mungkin aku berlebihan namun aku merasa takut untuk Kau pertemukan lagi disatu pertemuan. Aku takut hati ini tak berbentuk lagi. Aku tahu, Kau telah mempersiapkan sesuatu yang luar biasa setelah ini, tapi aku hanya manusia biasa dengan kesabaran yang rendah; terkadang secara tidak sadar aku mengasiani diriku sendiri atas sepi. Aku tahu, dalam ayatMu Kau pernah berkata bahwa sepi datang ketika aku lupa bahwa Kau ada. Memang terkadang Kau terlupakan. Maafkan aku yang selalu melupakanMu,aku memang keterlaluan.

Aku tahu kau maha pemberi tapi aku malu meminta kepadamu. Aku tahu kau maha pemaaf tapi aku malu untuk meminta ampunan. Tuhan, aku sering menyebutmu dengan satu nama ketika aku tahu kau memiliki 99 nama lainnya. Aku memang keterlaluan. Tuhan, aku menulis ini bukan hanya karena aku takut tapi juga karena aku tahu Kau ada untuk mendukungku, membantuku. Kepercayaanku atas kuasaMu lebih besar dari rasa takutku. Tuhan, bantu aku untuk menjaga hati ini agar tidak luka kembali.

Tuhan, ampuni aku, berikan petunjukMu.

HambaMu.

No comments:

Post a Comment